MINGGU Jam7.30 (Ibadah Raya)


Ibadah Minggu Pagi 7.30 di Blok A5 No.5 Perum Griya Kenari Mas, (Belakang Ruko BRI)


Untuk Informasi Hub.081280324336 atau silakan klik WA ini

Saturday, April 15, 2017

Makna Kematian Yesus dalam Iman Kristian

Makna Kematian Yesus dalam Iman Kristian


Minggu ini umat Tuhan diseluruh dunia akan memasuki minggu “ Passion ”,: Peringatan akan sengsara dan kematian Tuhan Yesus ( Jumat Agung). Peristiwa kematian Yesus adalah suatu peristiwa yang benar-benar terjadi di Bukit Golgota ribuan tahun yang silam. Berita tentang kematian Yesus benar-benar terjadi, suatu fakta sejarah dunia yang tidak perlu diragukan lagi. Berita tentang Kematian Yesus bukan sebuah kiasan (metapora) saja, yang tidak sungguh-sungguh terjadi. Itu benar-benar terjadi bukanlah hasil rekayasa manusia.

ALKITAB, khususnya ke empat Injil dengan jelas dan tegas mengisahkan penderitaan dan kematian Yesus. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah pengakuan Iman” Kristen disepanjang masa :“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini, sampai selama-lamanya” ( Ibr 13:7-9) Yesus Kristus: kehidupan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya secara berurutan, dan memahami Kristus sebagai seorang yang datang kepada kita sebagai Firman yang menyelamatkan. Aktualisasi kebenaran injil yang diberitakan harus dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari ( dalam kehidupan nyata) supaya pemberitaan itu jangan menjadi dangkal, membosankan dan tidak memiliki kasih, sehingga kebenaran dari berita yang kita beritakan diselenggarakan dengan benar, maka tanda yang hidup dari Perjamuan Kudus dapat memperlihatkan tata sosial yang baru dari Allah, memberi kenyataan substansial bagi kebenaran injil. 

Sabda Allah. Yesus sebagai Firman bukan sekedar suara, melainkan suatu kekuatan, dinamika, dan daya kreatif yang sangat efektif. Dalam Salib Kristus menjadi jelas bahwa keselamatan adalah rahmat Allah yang melalui ( Sola Fide ). Allah menyelamatkan manusia bukan dengan ukuran manusia. Awal baru- dasar iman ialah Yesus tersalib Tuhan yang dibangkitkan. Kematian dan kebangkitan Kristus adalah pusat keselamatan. Dalam hidup manusia Yesus dari Nazaret, keselamatan menjadi sejarah, dan karena Kristus wafat dalam penyerahan penuh kepada Bapa, maka Bapa dapat menjawab dengan membangkitkan Dia. Sejak itu manusia dalam sejarahnya sendiri berjumpa dengan Allah yang hidup dan yang menghidupkan, bahwa Ia bersatu dan berjumpa dengan Yesus Kristus. Berjumpa dan bersama-sama dengan Yesus Kristus berarti menjadi sesama manusia dengan Yesus yang berjerih payah, dan dalam sikapnya orang mengambil bagian dalam keyakinan Yesus akan hidup ( “Aku datang supaya mereka punya hidup” ).

Dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah pertemuan Allah dan manusia, dalam kematian dan kebangkitan Yesus nampak solidaritas Kristus dengan manusia, dalam kebangkitannya nampak kesatuan-Nya dengan Allah. Keselamatan bukan barang atau Martabat, juga bukan hadiah atau pahala dalam Kristus. Keselamatan berarti Partisipasi. Keselamatan berarti: Kristus hidup untuk….wafat untuk… Kematian dan kebangkitan Kristus adalah tanda cinta kasih Allah kepada kita manusia ( Yoh 3: 16; 1 Kor 15: 57 ). Dengan kebangkitan Kristus harkat dan martabat manusia terangkat, Manusia adalah teman sekerja Allah untuk merealisasikan keselamatan itu di dunia ini, ikut merealisasikan dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.

Iman yang mantap adalah iman yang aktif ditengah lingkungan yang tidak beriman, iman itu kreatif, dinamis. Iman adalah bersatu dan bersama Kristus dalam kesaksian, persekutuan dan pelayanan. Itulah iman Kreatif dan berdampak positif. Yesus Kristus dijadikan dosa, dikutuk Allah ( Gal 3: 13 ) dan mati ganti kita, supaya kita boleh hidup sebagai anak Allah yang suci dan benar. Paulus dalam suratnya kepada orang Korintus mengatakan bahwa
ia tidak hendak mengetahui apa-apa di antara orang-orang Korintus selain Yesus Kristus yang telah tersalib itu ( 1 Kor 2:2 ). Inilah fiman yang mengandung energi. Firman Allah yang mewujud merupakan dialog antara Allah dan manusia yang telah terjadi pada masa tertentu dengan kelahiran Yesus di Betlehem (1 Yoh 1:1, flp 2:16, Yoh 1:4).

Makna Kematian Yesus adalah untuk keselamatan bagi umat berdosa yang mau percaya kepadaNya. Bagi Iman Kristen ada jaminan dan kepastian keselamatan yang diterima setiap orang yang percaya kepada Yesus, ada kepastian akan pengampunan dosa. Ada pepatah lama yang sudah cukup terkenal:” Di kenal maka disayang, karena tak kenal maka tak sayang”. Maka untuk itu kita harus lebih sungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Yesus, sebab itulah arti Salib. Salib terdiri dari dua buah garis ( +) : Garis vertical ( I ) adalah menunjuk ke atas, yaitu kepada Allah, yang berarti bahwa kita harus membangun relasi atau hubungan yang baik dengan Allah. Garis mendatar ( - ), garis horizontal bahwa setiap orang Kristen itu harus membangun hubungan yang baik dengan lingkungan hidupnya, dengan sesama manusia Rasul Paulus menghimbau agar supaya semua orang Kristen yang percaya  kepada Yesus merendahkan diri, supaya sehati sepikir, seperasaan satu dalam kasih.(Flp .2:1-2). Hanya dengan sikap seperti itulah sukacita sempurna tercapai. Sukacita yang sempurna yang tercapai apabila tercipta kesatuan dan persatuan dalam Jemaat: Sehati, sepikir dalam kasih, satu jiwa dan satu tujuan di dalam persekutuan Jemaat. 

Tidak ada yang paling berharga selain dari terciptanya persekutuan yang sehati, sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan. Apapun yang hendak dikerjakan, dan bagaimanapun berartnya beban masalah yang sedang  ihadapi dan tugas pekerjaan yang akan diselesaikan, semuanya akan tercapai apabila sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan dan secara bersama-sama mengerjakan. Kesatuan hati, jiwa, pikiran, tujuan dan kasih. hal ini bisa nampak apabila ada saling pengertian, pandai mengambil hati teman, adanya kesetiaan untuk mengalah, yang mendahulukan kepentingan persekutuan dari pada kepentingan diri sendiri. Kesatuan dan persatuan
itu akan terwujud dengan baik apabila secara bersama-sama merasakan apa saja yang perlu dikerjakan, sama sama mendahulukan dan mementingkan pekerjaan baik, saling berlomba untuk menyelesaikan pekerjaan baik.

Supaya tercapai kesatuan hati, kebersamaan yang baik, satu dalam kasih dan satu dalam Pikiran, sebaiknya semua harus sama-sama saling merendahkan diri, adalah kerendahan hati apabila kita bersedia mengakui kelebihan daripada kawan. Kerandahan hati apabila kita mau bertanya terhadap teman sebelum mengerjakan sesuatu pekerjaan. Adalah kerendahan hati apabila kita mampu mengenal kelemahan diri sendiri, dan mau belajar dan bertanya kepada teman, bersedia untuk saling melayani, berlomba mengerjakan pekerjaan baik dan saling mendahului memberi hormat. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.

Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Yesus dengan jelas mengenal siapa diri-Nya sebenarnya, Yesus mengenal karakter, kelakuan dan kedegilan hati manusia. Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, dan dalam keadaan  sebagai manusia Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati ( Flp 2:8 ) . Sebelum Tuhan Yesus menderita kesakitan itu, dia sudah dengan jelas mengetahui Viadolorosa yang harus Dia jalani dan salib yang harus Dia pikul itu. Yesus sudah mengetahui penderitaan yang tiada tara yang akan diderita-Nya sendiri, Yesus bersedia menanggung semua penderitaan itu. Yesus tidak menolak penderitaan itu, karena Jesus dengan jelas mengerti dan  mengatahui bahwa untuk itulah Allah menyuruh-Nya datang ke dunia ini untuk melaksanakan pekerjaan-Nya. Kerendahan hati, hati yang penuh ketaatan, sikap itulah yang ditunjukkan oleh Yesus dengan ketaatan-Nya memikul salib, menghadapi penderitaan yang tiada tara hanya untuk menebus dosa umat manusia.

Kehidupan orang percaya harus menjadi teladan yang dinamai kristen. Artinya: pengikut Kristus. Pertanda bahwa kita benar-benar pengikut Kristus, kita harus mengerjakan pekerjaan Yesus, kita mengimani, menghayati serta melaksanakan apa yang telah diperbuat oleh Yesus dan seluruh perbuatan-Nya. Itulah yang dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya: ”Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbuat kepadamu”.( Yoh 13: 15 ). Kalau Yesus bersedia membasuh kaki para murid-Nya, orang yang percaya kepada-Nya pun, yang mengikut Yesus bersedialah membasuh kaki sesamanya. Karena Yesus sudah mengasihi orang yang lemah, yang miskin dan yang tidak punya apa-apa, sebaiknya orang yang mengikut Kristus berbuat demikian juga, kemampuan meneladani apa yang telah diperbuat oleh Yesus. Kerendahan hati harus menjadi karakter, sifat, perangai kelakuan yang baiklah nama Kristen itu di dalam kehidupannya, yang terukir dan tertanam perbuatan Kristus didalam kehidupannya sehari-hari. 

Dalam surat 1 Joh 2: 6 dikatakan: ”Barang siapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Ini berarti: Mengikut Yesus bukan hanya pada waktu sukacita saja, termasuk juga ketika  ukacita sedang merundung kehidupan, di dalam duka cita, penderitaan sedang menimpa. Yesus sendiri pun menjalani apa yang membuat hatinya senang dan bersukacita, juga dia bersedia berjalan di jalan viadolorosa, jalan  penderitaan – memikul salib sampai ke Bukit Golgata dimana Yesus disalibkan bersama dua orang penjahat kelas kakap yang sama-sama disalibkan dengan Dia. Kalau kita berkata dan bersaksi bahwa kita adalah pengikut Yesus Kristus janganlah hanya ketika suasana aman-aman saja, tanpa ada penderitaan dan dukacita. Banyak orang Kristen sekarang ini seperti itu. Setiap ketaatan dan sikap tunduk dia harus turut menderita, memikul salib Yesus juga, berjalan pada jalan yang sudah dijalani oleh Yesus. Maksudnya :”Berkorban atau menjadi Korban” Dan justru oleh karena penderitaan itulah membuat ketaatan dan rasa tunduk itu menjadi amat berharga ketaatan dan rasa tunduk tersebut. Itulah yang sudah terjadi, penderitaan yang sudah dijalani Yesus. Dan itupulah yang mau diteladani, dihayati serta dilaksanakan oleh semua pengikut Yesus Kristus. Adalah berkat Tuhan terhadap orang yang taat dan tunduk serta mau merendahkan diri. Ketaatan dan rasa tunduk dari pada setiap orang beriman kepada Yesus tidaklah sia-sia ( Bahwa Jerih payahmu di dalam Tuhan tidaklah sia-sia. (I Kor 15: 58). Gereja yang benar adalah Gereja yang tetap memelihara kesatuan dan persatuan Orang Kristen adalah pengikut Kristus, harus meneladani Kristustus. Orang yang taat, patuh, bekerja keras. Berbahagialah orang yang tetap bertahan dalam iman. Orang yang tetap bertahan dalam pencobaanlah yang berbahagaia. Amin.

Oleh : Pdt Eben Ezer Sihombing STh, Pendeta HKBP Resort Sulawesi Utara. Distrik Indonesia Bagian Timur ( I B T )

No comments:

Post a Comment

Etika kerukunan

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi rumusan pandangan dan sikap pemuka agama tentang etika kerukunan antar umat beragama. Men...