MINGGU Jam7.30 (Ibadah Raya)


Ibadah Minggu Pagi 7.30 di Blok A5 No.5 Perum Griya Kenari Mas, (Belakang Ruko BRI)


Untuk Informasi Hub.081280324336 atau silakan klik WA ini

Wednesday, February 7, 2018

Tuhan memanggil Anda keluar dari zona nyaman Anda


2 Samuel 11: 1

"Tetapi Daud tetap tinggal di Yerusalem," katanya. Ketika David seharusnya berperang dengan semua raja lainnya, memimpin anak buahnya, dia memutuskan untuk kembali. Dia merasa nyaman. Dia memilih untuk tinggal di dalam kenyamanan istananya daripada berada di medan perang. Dan suatu hari dia mendapati dirinya di balkon menatap, berkhayal tentang wanita mandi di sebelahnya. Ingat, semuanya berawal dengan keputusan sederhana untuk kembali, keputusan untuk merasa nyaman, namun secara halus, dosa merayap dalam hidupnya.

Hal ini sering terjadi pada kita saat kita membiarkan kenyamanan diutamakan dalam kehidupan kita. Mungkin itu bukan pembunuhan atau perselingkuhan, tapi mungkin itu adalah kehidupan Kristen yang tidak berdaya, basi, dan memburuk secara perlahan. Dan sebelum kita mengetahuinya, kita mendapati diri kita bertanya, untuk apa aku hidup?

Kita melupakan Tuhan.

Bila hidup kita nyaman, kita lupa betapa beratnya kita membutuhkan Tuhan. Kita mulai merasa mati rasa, lembut dan terputus dalam kehidupan spiritual kita. Lalu kita mulai untuk menghibur pikiran: Mengapa mengandalkan Tuhan ketika saya memiliki semua yang saya inginkan dan butuhkan? Mungkin itulah yang dirasakan David. Dia telah memenangkan banyak pertempuran untuk Tuhan, mendapatkan kekayaan dan mendapatkan kepercayaan dari seluruh bangsa. Dia berkah berkat berkah! Hidup itu baik, tapi di suatu tempat di mana ia merasa nyaman dan hanyut dari Tuhan.

Sebagai orang Kristen, hal yang sama bisa terjadi pada kita. Kita dapat memusatkan perhatian pada berkat yang kita lupakan tentang Tuhan yang menyediakannya. Dengan Tuhan di luar pikiran, kita bisa mulai mengkompromikan keyakinan kita. Kompromi ini mungkin mulai kecil, tapi bisa tumbuh dan menyebar ke berbagai area kehidupan kita. Bagi David itu dimulai dengan sekilas, yang menyebabkan perzinahan, lalu membunuh. Namun, selalu ada harapan jika kita memutuskan untuk berubah dan kembali kepada Tuhan seperti yang kita lihat dalam kehidupan Daud.

Hidup sampai penuh

Hidup dengan penuh mengharuskan kita untuk merasa tidak nyaman. Artinya memilih menjalani hidup yang hanya mungkin dengan Tuhan memimpin. Ini menyadari bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang akan memuaskan kita atau menggantikan sukacita, pemenuhan dan kepuasan yang kita terima dari Tuhan. Alkitab terus mengingatkan kita untuk waspada, berpikiran sehat dan waspada karena kita dapat dengan mudah melupakan dan mengantuk dalam kehidupan rohani kita.

Untuk menghindari melayang dengan gelombang penghiburan, kita harus terus memeriksa hati kita dan terus menatap Yesus. Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri pertanyaan sulit:

Apakah saya mengorbankan keyakinan saya di bidang kehidupan saya? Apakah saya tumbuh dalam kehidupan spiritual saya atau berada di tempat yang sama dengan saya tahun lalu? Apakah ada sesuatu dalam hidup saya yang menghalangi saya untuk sepenuhnya mengabdi kepada Tuhan dan pekerjaannya?

Tuhan selalu menginginkan yang terbaik untuk kita, tapi apa yang terbaik bagi kita mungkin bukan yang kita inginkan saat ini. Kita mungkin menginginkan penghiburan dan kepuasan instan, tapi Tuhan menginginkan kesabaran, iman dan kepercayaan kepada-Nya.

No comments:

Post a Comment

Etika kerukunan

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi rumusan pandangan dan sikap pemuka agama tentang etika kerukunan antar umat beragama. Men...